Situs megalitikum glingseran dan watu lawang bondowoso, wisata jaman purba.

papan situs glingseran bondowoso

papan situs glingseran bondowoso

Ketika saya dan tim peneliti lapangan bondoprobo sedang berada di kecamatan wringin,bondowoso, kami menyempatkan jalan-jalan ke sebuah situs batu megalitikum yang berada di kecamatan yang sama. Saya mengetahui tentang tempat ini dari sebuah buklet dari dinas pariwisata kabupaten bondowoso. Situs ini berada di wilayah desa glingseran, sehingga nama situs inipun diambil dari nama desa setempat. Untuk menuju ke tempat ini sangatlah mudah, tinggal ikuti saja papan penunjuk jalan di jalan raya wringin-bondowoso sampai ke areal persawahan tempat batu-batu besar ini berada.

lumpur glingseran

beginilah jadinya kalau anda mengunjungi situs glingseran sehabis hujan 🙂

Saya sampai mengunjungi tempat ini dua kali. Kunjungan pertama gagal total karena waktu itu hari hujan dan areal persawahan situs glingseran menjelma menjadi kubangan lumpur yang sukses membalut kaki saya dan motor teman saya sigit 🙂 . Kunjungan ke dua bersama teman-teman satu tim sukses di hari berikutnya, karena lumpur sudah mulai mengering 😀 .

sarkofagus

sarkofagus atau peti kubur batu di situs glingseran

batu dolmen di situs glingseran

batu dolmen di situs glingseran

salah satu batu besar di situs glingseran

salah satu batu megalitik di situs glingseran,yang ini namanya apa ya?

Mengunjungi tempat ini sembari memperhatikan batu-batu besar dengan beraneka macam fungsi seperti sarkopagus, dolmen, batu kenong dan batu lumbung, membuat saya bertanya-tanya seperti apakah nenek moyang kita beribu tahun yang lalu? Bagaimana proses mereka mendapatkan batu sebesar itu, membawanya kemudian membentuknya sedemikian rupa? Tampaknya batu-batu megalitik ini lebih berfungsi ke arah ritual kepercayaan daripada fungsi untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari, megapa demikian? (kebanyakaan nanyaa!) Jujur, saya blas tidak mengerti soal sejarah purbakala atau arkeologi, makanya saya penasaran saja 😀 . Yang jelas manusia purba yang telah membuat batu-batu besar di sini saya anggap hebat, karena saya yang manusia modern saja tidak bisa melakukan hal seperti itu 😀 .

batu menhir bondowoso

batu menhir yang juga disebut sebagai betho labeng di banyuputih bondowoso

Selain situs megalitikum glingseran, kami juga mengunjungi sebuah batu yang jauh lebih besar dari batu-batu yang ada di glingseran, yang letaknya masih di kecamatan wringin, tepatnya di desa banyuputih. Menurut keterangan bapak yang menjadi tuan rumah base camp kami selama lima hari di wringin, batu yang konon adalah menhir ini disebut dengan watu lawang dalam bahasa jawa atau betho labeng dalam bahasa madura. Disebut demikian karena mungkin susunan 3 batu raksasa ini menyerupai pintu. Betho labeng yang tinginya sekitar 7 meter ini berada di ujung areal pertanian penduduk yang ujungnya adalah tebing yang di bawahnya adalah jalan raya, dan menhir raksasa ini tepat berada di pinggirnya, saya ulangi lagi tepat di ujung tebing! 🙂 . Tidak terbayang jika batu itu jatuh ke jalan raya dan menimpa orang lewat. Meskipun demikian selama ribuan tahun batu itu berada di sana, kedudukannya tetap tidak tergoyahkan, sungguh ajaib! 🙂 . So, jika anda sedang berada di wilayah bondwoso, tidak ada salahnya anda mengunjungi situs-situs purba ini, sembari bernostalgia ala jaman purba 🙂 dan membayangkan kehebatan nenek moyang kita dulu.

17 Komentar

Filed under Keliling Indonesia

17 responses to “Situs megalitikum glingseran dan watu lawang bondowoso, wisata jaman purba.

  1. itu kalo dipecah sama ibu-ibu pemecah batu kali sampai jadi kecil- kecil gitu berapa lama ya hehehe

    • Maaf saudara eko bastiawan yang terhormat, blog ini adalah serius jadi jangan memberikan komentar yang tidak serius *lempar batu megalitik* btw kasianlah ibu2 pemecah batu nya kalo harus mecahin batu ini, kan keramat..hiiy..

  2. agus

    BUDHI’…..BUDHI””’ ITU KATA PERTAMA YANG MUNCUL DARI MULUT ORANG SEKITARA SITUS GLINGSERAN. SAAT SY KESANA,HNYAA MENJUMPAI ORAANG MANDI DI KALI MAU SHOLAT JUMAT……. SUNGGUH WARISAN BUDAYA BONDOWOSO YANG SAANGAT BERHARGA

  3. lailatul qomariah

    halo anak” wringin ternyata dan ternyana indah juga ya di desa asalmu aku jadi tertarik.

  4. lailatul qomariah

    oy ya aku jadi penasaran dan aku juga ingin menjumpai betho labeng yang ada di desa glingseran bondowoso sekali-kali aku mau ke daerah asalmu ya aku jadi pengen banget ke desa kamu pa lagi bagus pemandangannya.

  5. Fauzan Hidayat

    kemarin baru ke bondowoso tapi ke desa solor kecamatan cereme, disitu juga banyak situs sepertinya, banyak seperti punden berundak, tapi ko batunya diambilin warga yah ? ga ada penjagaan apa2 … hadeuhh …*pingsan

  6. putri

    gara2 penasaran akhirnya aku sempatkan ke situs glingseran….jalannya aja serem banyak orang mandi gak pake baju…xixixi

  7. berap jauh dari tempat penginapan catimor homestay, arahnya bgmn? maklum mau ke ijen tp penasaran mo liat batu2 besar tersebut

    • Catimor homestay itu yang di dekat Ijen ya? Kalau dari kawah Ijen, jauh sekali bisa 3 sampai 4 jam. Kalau dari kota bondowoso arahnya ke barat ke daerah wringin kira-kira 45 menit dari kota.

  8. ooh gitu, mudah2an nanti ada ojek yg bs membawaku jalan2 krn mau ke kawah wurung juga, apa kah itu juga jauh dr catimor itu? terima kasih 😀

  9. Resti Kurnia

    aku mau kesana

  10. Resti Kurnia

    kasih tau ancer ancernya dunks

  11. Saya masih punya saudara keluarga di deaa bukor,wringin bondowoso
    Tapi ga pernah dicritain kalo ada wisata seperti ini

Tinggalkan Balasan ke Fauzan Hidayat Batalkan balasan