Tag Archives: pasar
City Escape to Buda&Pest #3 : Budapest Central Market Hall
Filed under Ke Luar Negeri
Cerita dari Cambodia #9 : Blusukan pasar tradisional di kota Phnom Penh
Jam 6 pagi tepat, bus giant ibis yang kami tumpangi sampai di pelataran night market kota Phnom Penh. Lalu saya dan suami saya bingung harus ngapain sepagi ini di kota ini? Rasanya sih pengen mandi dan tidur sebelum menjelajah lagi, tapi kami baru boleh check in di rumah host air bnb kami jam 12 siang. Kami lalu menitipkan barang-barang bagasi kami di agen bus dan mencari sarapan. Siapa tau kami mendapatkan ilham setelah kenyang. Kami melihat ada ibu-ibu pedagang makanan di pinggir sungai tonle sap. Pembelinya mengantri walaupun dagangannya terlihat sederhana. Kamipun ikut mengantri. Harganya sangat murah hanya 5000 riel untuk dua porsi. Rekor makanan termurah yang pernah kami makan selama di Cambodia. Saya baru tau kalau makanan ini namanya num banh chok setelah googling. Num banh chok adalah sajian mie putih khas Cambodia dengan campuran aneka sayuran dibubuhi kuah kuning seperti kari. Sayuran campurannya adalah batang bunga teratai, jantung pisang dengan daun-daunan yang belum pernah saya lihat sebelumnya. Yang jelas rasanya enak dan segar apalagi kalau pedas :D.
Setelah kenyang makan num banh cok akhirnya pikiran kami tercerahkan. Kami akan jelajah ke pasar-pasar tradisional yang ada di kota Phom Penh. Kami ingin melihat masyarakat setempat berinteraksi di pasar dan kami juga penasaran dengan barang-barang, sayur-mayur, buah-buahan yang diperjual-belikan di sana. Selama kami di Siem Reap, kami hanya jelajah pasar oleh-oleh saja yang memang diperuntukkan untuk wisatawan. Ada dua pasar tradisional tak jauh dari pelataran night market yang bisa ditempuh dengan jalan kaki, yaitu phsar kandal dan phsar thmey. Phsar? wah ternyata bahasanya mirip dengan bahasa Indonesia. Sepertinya kata phsar dan pasar sama-sama berakar dari bahasa sansekerta.
Kami melangkahkan kaki ke phsar kandal terlebih dahulu. Pasar ini benar-benar sangat tradisional dengan banyak pedagang berjejer-jejer tak teratur bahkan di pinggir jalan, hampir mirip dengan suasana pasar-pasar tradisional di Indonesia. Meskipun harus berbecek-becek ria, kami sangat senang berada di sini. Ketika kami sampai, pasar ini sedang ramai-ramainya. Sayur mayur yang banyak dijual di pasar ini adalah batang teratai, biji teratai, okra, jantung pisang, daun kemangi, kecipir, dan banyak daun-daunan yang belum pernah saya lihat sebelumya. Saya jadi penasaran dengan batang teratai ini, bisa dimasak apa saja ya? Sayuran yang diasamkan juga banyak dijual di sini seperti sawi asam, bayam asam dan daun pepaya asam. Ikan-ikan yang dijual di pasar ini kebanyakan adalah ikan sungai atau ikan danau dari Tonle Sap, mungkin karena kota Phnom Penh jauh dari laut, maka ikan laut agak jarang dijual di sini. Ikan-ikan danau ini bentuknya besar-besar dan dagingnya banyak. Jenis-jenis ikannya berbeda tidak seperti ikan-ikan air tawar yang dijual di pasar-pasar di Jawa. Entah apa itu :D. Selain ikan di pasar ini juga banyak penjual daging kodok. Hmm sepertinya banyak makanan khas Cambodia yang terbuat dari daging kodok nih. Apa ya? Penjual daging-dagingan di pasar ini menjual daging ayam, daging babi dan daging sapi. Biasanya yang menjual daging sapi adalah ibu-ibu berjilbab, yang sering disebut sebagai orang Champa muslim. Melihat segarnya bahan-bahan makanan di pasar ini membuat saya seketika itu pengen memasak :D. Pembeli dan penjual di pasar ini meskipun sama-sama orang lokal, juga bertransaksi menggunakan 2 mata uang, riel dan dollar. Riel biasanya digunakan untuk membeli barang-barang yang harganya murah dan di bawah 1 dollar.
Saya dan suami saya lalu berjalan kaki sekitar 1,1 km ke arah barat menuju ke central market atau phsar thmey. Pasar ini merupakan pasar tradisional yang bersih, rapi dan cantik di kota Phnom Penh. Central market ini berdiri pada tahun 1937 dan desainnya dibuat oleh beberapa arsitek dari Perancis. Merupakan pasar terbesar di asia pada saat awal berdiri. Pada saat perang dunia ke 2, pasar ini pernah rusak berat tetapi kemudian direnovasi kembali. Berbeda dengan pasar kandal, barang-barang yang dijual di sini selain bahan makanan juga pakaian, alat-alat rumah tangga, bunga, kosmetik dan perhiasan. Bagian buah-buahan di pasar ini terlihat lebih lengkap dari pada di pasar sebelumnya. Banyak buah-buahan yang baru saya lihat saat itu juga. Di central market ini juga banyak dijual oleh-oleh khas Kamboja dari mulai kaos, gantungan kunci dan aneka macam kerajinan. Wisatawan atau pelancong yang mengunjungi Phnom Penh biasanya menyempatkan diri untuk muter-muter di pasar ini karena ada satu bagian pasar yang menjual aneka makanan tradisional. Seperti food court tapi makanan tradisional semua. Saya sih sempat tegoda untuk makan lagi di sini tapi, ah ya sudahlah lihat-lihat saja :D. Di pasar ini juga terdapat bagian yang menjual aneka sea food dan aneka ikan kering. Ikan-ikan kering yang dijual bentuknya agak berbeda dari yang ada di Indonesia. Saya jadi penasaran yang dikeringkan ikan apa saja ya? Ah saya dari tadi cuma penasaran terus! Pengen tau ini dan itu :D. Seandainya saja saya bisa bahasa Khmer saya pasti sudah banyak bertanya kepada para pedagang. Karena hari sudah beranjak siang, maka penjelajahan pasar kami sudahi dulu sampai di sini :D. Kota Phnom Penh lumayan panas juga kami tak sabar ingin mandi di rumah host airbnb kami.
Filed under Ke Luar Negeri