Siang-siang bolong di Gunung Nglanggeran

puncak nglanggeran

puncak gunung gedhe nglanggeran, photo by emi atria

trek nglanggeran

trek nglanggeran

Berawal dari sebuah ide ingin trekking dan memasak mie instant di gunung (ide ke dua memang sedikit tak wajar), saya dan teman saya shinbe (bukan nama sebenarnya) merencanakan untuk pergi trekking ke gunung nglanggeran pada hari sabtu . Ini adalah kali ke tiga saya trekking di gunung nglanggeran. Gunung nglanggeran sebenarnya tidak cukup tinggi untuk disebut gunung karena ketinggiannya hanya kurang dari 1000 meter. Tapi karena orang jawa tidak mengenal istilah bukit untuk menyebut gunung yang tidak tinggi, maka banyak bukit-bukit di daerah jawa tetap disebut gunung. Menurut sebuah artikel di kompas.com, gunung nglanggeran pada zaman purba merupakan gunung berapi. Mungkin karena gunung ini merupakan mantan gunung berapi itulah, susunan bebatuan besar yang terdapat di sana terlihat unik-unik.

Persiapan trekking kami adalah nesting yang dipinjam dari mbak yayuk, kompor parafinku, parafin yang dibeli shinbe dan beberapa bungkus mie instant goreng dari ibu saya. Sebenarnya kami ingin sekali berangkat pagi-pagi, tapi karena harus menyelesaikan kewajiban di rumah akhirnya kami berangkat sekitar jam 11-an. Oyaa saya juga mengajak serta putra, adik bontot saya untuk ikut trekking. Lumayan lah adik saya bisa dijadikan porter sepanjang trekking :D. Sekitar siang bolong jam 12-an kami sampai di rumah bapak paeran, penduduk setempat yang mengelola parkir. Rumah bapak paeran ini adalah rumah yang terdekat dari jalur trekking menuju puncak bukit. Sebelum trekking, kami berfoto-foto dulu :D. Lalu tak lupa pula saya mengoleskan sunblock SPF 30, agar kulit saya yang sudah gelap ini tidak terbakar. Shinbe dan putra sempat menertawakan saya, gara-gara saya pakai sunblock. “wong ga ke pantai ko pakai sunblock se?” .Wah mereka belum pernah merasakan panasnya kebakaran kulit!

Terdapat tiga pos pendakian di jalur trekking barat ini, tetapi jangan dibayangkan posnya seperti pendakian di gunung. Perjalanan antara pos 1 ke pos 2 sangat dekat hanya sekitar 15 menit, sedangkan dari pos 2 ke pos 3 jaraknya lebih panjang sekitar 30 menit. Pos 3 letaknya sudah di atas persis di bawah puncak. Di antara pos 2 dan pos 3 terdapat jalur bercabang lurus dan ke kanan, lurus adalah trek menuju puncak, sedangkan ke kanan adalah trek menuju tempat yang disebut dengan comberan oleh penduduk setempat. Comberan adalah nama dari sebuah telaga atau sumber mata air di sana. Sayang saya belum pernah ke sana, karena waktu akan ke sana perasaan shinbe menjadi tidak enak 😦 (mungkin dia merasakan hal-hal yang aneh, hehe ada-ada saja). Di tengah perjalanan menuju puncak kami bertemu beberapa orang yang habis berkemah. Ada beberapa tempat yang memang bagus untuk berkemah di bawah puncak terutama di pos 3.

Medan trekking di nglanggeran sebenarnya mirip dengan medan pendakian di gunung. Terdapat beberapa batu besar yang mau tak mau harus dipanjat (Rada-rada rock climbing sedikiit) . Dan terdapat pula trek yang licin karena tanahnya merah. Ada trek yang dikitari padang rumput. Ada juga trek yang dikelilingi pohon-pohon rimbun seperti di hutan. Yang jelas rasanya seperti syuting si bolang hehehe :D.

Akhirnya dengan perjuangan yang menggebu-gebu dan menghabiskan banyak air mineral karena kepanasan serta sempat sedikit nyasar karena jalan menuju puncak tertutupi oleh tetumbuhan yang tinggi. Sampailah kami di puncak. Waktu tempuh kami dari bawah sampai puncak tidak sampai satu jam.

puncak nglanggeran selatan

pemandangan dari puncak nglanggeran

Saya : “Shinbe gimana menurutmu pemandangan di sini?”
Shinbe : “HOLY SHIT!!!” (ekspresi tercengang, terkagum-kagum dan terkaget-kaget :D)

Terdapat dua puncak di trekking nglanggeran barat, puncak sebelah selatan dan utara. Puncak selatan di atas pos 3 dan jalannya enak, sedangakan puncak yang utara (gunung gedhe) jalannya sulit karena harus rock climbing. Menurut saya puncak nglanggeran adalah tempat yang recomended untuk foto-foto apalagi pre wed session dan untuk menjeriiiiit sekeras-kerasnya :D. Dari puncak ini anda bisa melihat pemandangan batu-batu yang luar biasa besar, kontur alam gunung kidul sebelah selatan, rawa jombor dan air terjun banyunibo. Setelah berasyik-asyik ria menikmati pemandangan sambil ngemil dan foto-foto, kami turun ke pos 3 untuk leyeh-leyeh dan memasak mie instant di bawah rimbunnya pepohonan dengan pemandangan kota yogyakarta di kejauhan.

puncak nglanggeran

puncak nglanggeran

Secuil info about Gunung Nglanggeran :
– Dari Yogyakarta kira-kira satu jam dengan kendaraan bermotor. Tidak ada transportasi umum langsung menuju lokasi. Bisa saja dengan bus jogja-wonosari turun perempatan pathuk-dlingo, lalu dilanjutkan dengan ojek.
– Retribusi tiket masuk untuk trekking Rp 2000
– Parkirnya di rumah bapak saeran, tarif parkir sukarela, tapi minimal kasih Rp 2000 lah per motor
– Siapkan alas kaki yang kuat, jangan pakai sandal jepit apalagi high heels!! haha..JsKd
– Estimasi waktu dari pos 1 sampai pos 3 (puncak) kira-kira 30 menit sampai 1 jam, tergantung kekuatan fisik

Arah :
Yogyakarta–> Jalan Wonosari –> Piyungan –> Bukit Bintang (Bukit Pathuk)–> Perempatan Pathuk/Dlingo belok ke kiri kira2 5-7 km- Komplek Pemancar TV ada perempatan belok kanan ke arah gunung

Peta Gunung Nglanggeran :

6 Komentar

Filed under Berkelana di Gunung

6 responses to “Siang-siang bolong di Gunung Nglanggeran

  1. travellers2009

    wah menarik nih…
    kpn-kpn coba ah…
    ke ke ke…

  2. untuk santai kayaknya asik neh…..

  3. Pipin

    asik tau..aku pernah kesana (maklum, tu bukit dari rumahku ja dah keliatan,haha…). treknya ga gitu mengkhawatirkan.

  4. Ping-balik: Dari Pantai Hingga Gua Surgawi, Ini Panduan Lengkap Menikmati Keelokan Gunungkidul yang Tersembunyi | Avatar IT

  5. Ping-balik: Sebelum Menjamahi Puncak-puncak Tertinggi, Tantang Dulu Dirimu Lewat 14 Gunung Ramah Daki Ini | Avatar IT

Tinggalkan komentar