Category Archives: Fun Trip

Pantai Timur Ancol, a little beach escape just in Jakarta

Hari Jumat yang lalu, saya dan suami saya bermaksud mengunjungi museum Fatahillah untuk melihat sejarah tua kota Jakarta. Saya kira museum yang siang itu tutup akan dibuka lagi setelah jumatan. Ternyata hari itu museum sedang direnovasi jadi tutup sehari penuh. Karena bingung mau ke mana dan kangen sama udara laut, kami memutuskan untuk mengecek pantai terdekat dari google map. Hasilnya pantai terdekat adalah di kawasan Ancol. Kami naik bus trans jakarta koridor 12 dari shelter kota sampai ke shelter ancol. Terakhir saya ke kawasan Ancol adalah ketika saya masih berumur 8 tahun yaitu ke dunia fantasi. Sesampainya di shelter ancol , ternyata saya baru tahu kalau untuk ke pantai harus masuk kawasan taman impian jaya ancol dengan membayar Rp 25.000 per orang. Shelter busway Ancol langsung terhubung ke loket dan pintu masuk taman impian jaya ancol. Nah sebelumnya saya kira dunia fantasi sama taman impian jaya ancol itu sama, ternyata dunia fantasi itu hanya sebagian kecil tempat yang ada di taman impian jaya ancol. Di kawasan taman impian Ancol ini juga ada atlantis, ecopark, sea world, berbagai macam restaurant , pasar seni dan lain-lain. Tentu saja untuk memasuki dunia fantasi dan atlantis pengunjung harus membayar lagi.  Maklum saya bukan orang Jakarta, jadi wajar dunk ya kalau baru tahu 😀 . Turun dari loket masuk, ternyata para pejalan kaki disediakan bus shuttle gratis yang dinamakan bus wara wiri. Bus wara wiri ini memiliki 4 trayek yaitu timur, barat, selatan dan utara. Untuk ke daerah pinggiran pantai kami naik bus trayek selatan dahulu baru pindah bus trayek utara di halte monumen. Jika merasa bingung sebaiknya jangan ragu bertanya, para sopir bus wara wiri ini akan membantu dengan ramah.

Perahu wisata pantai ancol

Perahu wisata pantai ancol

Awalnya saya bingung, di kawasan ini ada banyak pantai seperti marina, pantai indah, pantai timur dan pantai festival. Saya dan suami saya asal naik bus saja yang mengambil trayek utara yang melewati semua kawasan pantai. Saya pikir kalau nanti nemu pantai yang bagus ya sudah berhenti saja di sana 😀 . Kami lalu berhenti di halte pantai timur. Sebelumnya saya tidak berharap banyak dengan pantai di kawasan ini, yang jelas kami tidak mungkin bisa berenang atau snorkeling di sana. Saya pikir saya akan menemui banyak sampah berserakan di kawasan ini.  Ternyata setelah saya berjalan santai menyusuri kawasan ini dari barat hingga ke timur, pantainya bersih lho! setidaknya tidak ada sampah mengambang di air. Fasilitas pedestrian untuk berjalan kaki menurut saya bersih dan nyaman sekali. Ketika saya ke toilet pun, toiletnya bersih. Jika boleh saya bandingkan kawasan ancol ini lebih bersih daripada pantai losari yang ada di kota Makassar. Menurut saya sih, walaupun tipe pantainya tidak bisa untuk berenang dan berada di kota besar, asalkan bersih , teratur dan terawat serta banyak tumbuhan hijau, akan tetap menyenangkan untuk dikunjungi. Sekedar untuk berjalan kaki menghirup udara segar, piknik keluarga, berolah raga atau cari makan , kawasan ini worth it untuk disambangi. Di tempat ini juga terdapat banyak tempat makan, dari warung yang murah meriah, food court sampai restaurant di atas dermaga. Jadi tidak perlu susah-susah cari makan karena pilihannya banyak. Kami memilih makan di satu kafe di ujung dermaga, karena tempatnya di atas dek dermaga. Kami makan sambil mengamati perahu-perahu wisata yang berlalu-lalang mengantar para wisatawan dan mengamati ikan yang sedang berenang di permukaan air. Meskipun air lautnya tidak bening, ikannya banyak juga. Tak heran di dermaga ini ada banyak orang memancing ikan.

Lifegurad pos di pantai timur ancol

Lifegurad pos di pantai timur ancol

dermaga hati pantai ancol

dermaga hati pantai ancol

Di kawasan pantai timur ini ada satu area yang dinamakan beach pool yang memiliki jembatan atau dermaga melingkar yang dinamakan dermaga hati atau dermaga cinta. Di sisi sebelah barat dermaga ini ada satu tempat unik tempat menggantungkan gembok cinta seperti di jembatan “Pond des arts” di kota Paris. Mereka yang berpasangan tinggal membeli gembok dan menuliskan nama mereka di sana lalu menggantungkannya di dermaga seperti gembok-gembok lainnya. Kuncinya kemudian dibuang ke laut. Mitosnya sih supaya cinta mereka tidak terpisahkan selamanya 🙂 . Setelah puas mengitari dermaga hati, kami lanjut menyusuri pedestrian di pinggir laut ke arah timur sampai di depan mall ancol. Di depan mall ini juga ada  satu kawasan pantai untuk bermain olahraga air seperti banana boat. Gazebo-gazebo di depan mall sangat nyaman untuk beristirahat dan piknik. Karena sudah jauh berjalan dan tidak sanggup jalan balik ke pantai timur, kami naik bus wara wiri di dekat mall Ancol sampai ke shelter busway. Jika nanti ada kesempatan kembali mengunjungi kawasan ini, kami ingin mecoba berkeliling lagi dengan bersepeda yang dapat disewa di sekitar pantai.

gembok cinta dermaga hati ancol

gembok cinta dermaga hati ancol

pedestrian di pantai timur ancol

pedestrian di pantai timur ancol

Gazebo-gazebo tempat beristirahat di depan mall Ancol

Gazebo-gazebo tempat beristirahat di depan mall Ancol

5 Komentar

Filed under Fun Trip, Keliling Indonesia

Mengelilingi kebun raya bogor dengan sepeda

Ini kali kedua saya mengunjungi kebun raya Bogor. The famous green oasis just in the centre of Bogor city. Saya pertama kali ke sana pada tahun 2012 bersama teman saya Meta. Waktu itu saya menggunakan kereta krl dari Jakarta yang hanya memakan waktu sekitar satu jam. Dengan bermodal kedua kaki dan betis, kami mengelilingi kebun raya dengan berjalan kaki dari pintu gerbang utama, istana bogor hingga orchidarium dan kembali lagi ke gerbang utama. Menyenangkan memang berjalan kaki di bawah pohon-pohon tua super rindang sambil sesekali beristirahat di beberapa tempat duduk taman. Sepulangnya dari sana, saya baru sadar kalau kaki saya benar-benar gempor. Ternyata kebun raya Bogor itu luas sekali. Menurut wikipedia saja luasnya mencapai 87 hektar, sebelas dua belas lah sama luas central park yang ada di New York. Kali ke dua saya kembali lagi ke sini bersama suami saya. Kami memilih pergi ke sana saat weekday supaya tidak banyak pengunjung. Kami masih menggunakan kereta KRL dari Jakarta. Selain murah meriah hanya Rp 4500, waktu tempuhnya juga jauh lebih cepat daripada menggunakan bus. Dari stasiun Bogor kami menggunakan angkot 02 turun di pintu gerbang utama. Meskipun ada 4 pintu untuk memasuki kebun raya, pintu gerbang utama inilah satu-satunya yang buka saat weekday. Gerbang lain hanya buka di saat weekend dan hari libur nasional. Tiket masuk kebun raya untuk domestik dan turis asing ternyata berbeda. Rp 14.000 untuk domestik dan Rp 25.000 untuk turis asing. Kami juga mengambil peta gratis yang disediakan di meja informasi.

Berdasarkan pengalaman saya jalan kaki mengelilingi kebun raya, saya merasa gempor sebelum berperang. Tentu saja saya tidak ingin hanya berjalan kaki ke satu bagian kebun raya saja. Saya ingin menunjukkan berbagai macam tempat dari ujung ke ujung kepada suami saya tercinta :D. Untung saja ada persewaan sepeda yang terdapat di sebelah garden shop tidak jauh dari gerbang masuk pejalan kaki. Harga sewa sepeda per satu jamnya adalah Rp 15.000. Kami masing-masing menyewa satu sepeda sekembalinya dari museum zoologi yang letaknya ada di sebelah barat gerbang utama. Karena dekat, kami tinggal jalan kaki ke museum zoologi dahulu. Pada kunjungan sebelumnya saya tidak sempat ke museum ini. Saya cukup amazed dengan koleksi binatang yang diawetkan di sana. Ada pula kerangka ikan paus yang besarnya tidak pernah terbanyangkan sebelumnya.

kerangka ikan paus di museum zoologi

kerangka ikan paus di museum zoologi

Petualangan sepeda kami pun dimulai :D. Saya mendapatkan sepeda gunung dan suami saya mendapatkan sepeda tanpa gigi. Kami tidak bisa memilih karena hanya sepeda itu yang tersisa. Kami mengawali rute mengelilingi pinggiran kolam besar hingga sampai ke bagian belakang istana bogor lalu kembali turun melewati taman teijsmann. Awalnya kami ingin mampir melihat kemungkinan ada bunga bangkai yang mekar. Tetapi karena petugas setempat memberitahu kami bahwa bunga bangkai sedang tidak tumbuh, kami tidak jadi mampir. Kami melanjutkan bersepeda sambil sesekali berhenti di pohon-pohon besar yang umurnya sudah ratusan tahun. Di batang pohon-pohon besar ini biasanya tertulis tahun penanamannya. Ada banyak pohon yang ditanam pada tahun 1800-an. Kalau pohon bisa ngomong, mungkin mereka merasa bahagia karena ditanaman di kebun raya, tidak seperti saudara-saudaranya yang lain yang sudah ditebang di kota-kota besar. Kami mengayuh sepeda kami ke utara menyusuri sungai yang ada di tengah kebun raya sampai di jembatan gantung merah yang konon katanya pasangan yang lewat bisa putus. Meskipun mitosnya demikian, banyak juga pasangan yang selfie di sana :D. Sungai yang membelah kebun raya bogor ini ternyata adalah sungai ciliwung yang juga membelah kota Jakarta. Aliran sungai ciliwung yang cukup deras menciptakan suara-suara gemercik air yang berpadu manis dengan hijaunya kebun raya Bogor. Rasanya menenangkan sekali mendengarkan suara aliran sungai sambil menghirup udara segar dari pepohonan hijau. Seperti terapi dari alam setelah merasa penat dengan polusi dan bisingnya kota Jakarta.

Salah satu pohon tua dari tahun 1855

Salah satu pohon tua dari tahun 1855

istirahat di bawah pohon besar

istirahat di bawah pohon besar

Bersepeda tanpa polusi

Bersepeda tanpa polusi

Dari jembatan gantung kami mengayuh ke arah taman sudjana kassan yang penuh dengan bunga berwarna-warni dan ke orchidarium. Di orchidarium ini terdapat orchid house dengan beberapa koleksi tanaman anggreknya. Walaupun mini , orchid house ini terlihat asri dan terawat. Ada beberapa koleksi tanaman anggrek yang dipajang di orchid house dengan warna bermacam-macam seperti putih, ungu, pink, kuning, coklat bahkan hijau. Dari tempat ini Saya baru tahu ternyata ada cabang ilmu biologi khusus orchid yaitu orchidologi sesuai dengan informasi yang dipaparkan di griya orchid ini. Beberapa ahli anggrek bahkan pernah melakukan penelitian tentang orchid sejak tahun 1600-an. Tampaknya bunga anggrek memang menjadi salah satu bunga istimewa di dunia biologi. Lelah bersepeda karena jalan di dalam kebun raya ini naik turun, kami beristirahat dan membeli minum di orchid house. Di dalam kebun raya memang tidak banyak penjual minuman saat weekday. Hanya di beberapa kafe milik kebun raya sendiri, dan di sisi utara hanya ada di orchid house ini.

Koleksi anggrek di orchid house

Koleksi anggrek di orchid house

Pohon besar dengan akar-akar raksasa

Pohon besar dengan akar-akar raksasa

Kami kemudian bersepeda kembali ke selatan melewati lapangan astrid dan lapangan randu yang pada hari mingu biasanya dipadati pengunjung untuk piknik. Tak lupa kami mampir di kolam teratai dengan daun super lebar. Sayang saat itu tidak ada satupun yang sedang berbunga. Kami mengayuh sepeda lagi melewati jalan-jalan aspal yang menurut saya rasanya seperti di tengah hutan. Pohon-pohon rindang di kebun raya ini memang memberikan oksigen ekstra segar di hari siang yang sangat panas sekalipun. Ada banyak tempat duduk di antara pohon-pohon rindang ini, jadi ada banyak pula tempat beristirahat untuk para pesepeda dan pejalan kaki. Karena waktu sewa kami tinggal 10 menit, kami mengayuh sepeda kembali ke pos persewaan sambil melewati taman meksiko yang penuh dengan beraneka macam kaktus dan kawan-kawannya. Trek ini lumayan berat menurut saya karena menanjak. Untung saja sepeda gunung yang saya pakai bisa diatur sampai gigi terendah. Suami saya walaupun sepedanya semi fixie tanpa gigi, ia tampak kuat-kuat saja mengayuh sepeda di tanjakan. Mungkin saya saja yang kurang olahraga. Saya cukup puas menyewa sepeda mengelilingi  kebun raya Bogor ini. Seandainya di tengah kota Jakarta ada kebun raya seluas ini, saya pasti akan sering berolahraga di sana. Dan Jakarta tidak akan kalah dengan New York dengan central parknya, hehehe, semoga saja sih khayalan saya bisa terwujud.

6 Komentar

Filed under Fun Trip, Keliling Indonesia